Penataan Ibu Kota di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinilai amburadul. Alih-alih ingin menata yang terjadi justru penyingkiran terhadap masyarakat Jakarta.
Begitu kata sejarawan Betawi JJ Rizal dalam diskusi bertajuk "Membedah
Jakarta" yang digelar di Posko Jakarta Pilih Anies Sandi (JakPAS) di
Jalan Bonang 1, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/12).
JJ Rizal mengatakan, rencana reklamasi di Pantai Utara Jakarta tak
memiliki keuntungan untuk Jakarta. Pembangunan reklamasi hanya bisa
dimanfaatkan untuk kalangan menengah atas. Sementara untuk kalangan
menengah bawah akan terus tergerus. Membangun Jakarta, lanjut Rizal, tak
perlu harus paham.
"Contohnya mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin yang tidak paham
betul dengan kebudayaan Jakarta. Namun, Bang Ali mampu mendengarkan
sejumlah omongan orang. Karena itu, penataan dan kebudayaan Jakarta
terjadi. Bang Ali kemudian menjadi besar karena orang Jakarta yang
begitu bangga," kata Rizal.
Sementara, lanjut Rizal, Gubernur Ahok enggan mendengarkan omongan
orang. "Mulutnya yang besar cenderung menimbulkan konflik. Karena itu
masalah selalu muncul dimasa kepemimpinannya," ucapnya.
Rizal menuturkan, salam perjalanan pembangunan Jakarta, peran Presiden
Soeharto sangat lebih baik. Presiden Soeharto mampu menciptakan dan
melestarikan beberapa gedung sejarah, termasuk merevitalisasi Museum
Fatahillah yang saat ini tersohor.
Rizal mengungkapkan, saat ini di bawah kepemimpinan Ahok, keadilan
masyarakat tak terjadi. Pemerataan kesejahteraan semakin tak seimbang.
Kemudian persoalan penataan, Rizal menilai semua menjadi amburadul
karena beberapa kawasan menjadi tergusur.
"Ini bukan menata, tetapi menyingkirkan," katanya Rizal seperti diberitakan RMOLJakarta.com.
[beritaislam24h.net / nn]
loading...