Saat itu, puluhan tenaga kerja asing hendak memperpanjang paspor di
kantor Imigrasi Kendari. Aksi itu dilakukan mahasiswa dari Universitas
Muhammadiyah Kendari untuk memastikan bahwa semua penumpang bukan tenaga
kerja asing yang ilegal.
"Kami lihat itu ada mobil dan di dalamnya ada WNA, maka spontan kami
cegat untuk memastikan apakah dokumen mereka itu betul-betul sah. Apakah
dokumennya valid atau tidak," kata Bram, koordinator aksi.
Akibat aksi tersebut, empat minibus yang memuat para tenaga kerja asing
tidak bisa keluar dari kantor Imigrasi dan semua penumpang bersembunyi
di dalam mobil tersebut.
Sementara itu, pihak Imigrasi yang menerima mahasiswa memperlihatkan
sejumlah paspor milik tenaga kerja asing tersebut. Namun, mahasiswa
tidak puas dan meminta pihak Imigrasi untuk memperlihatkan semua tenaga
kerja asing tersebut.
"Kami desak diperlihatkan orang asingnya, tetapi pihak Imigrasi
tunjukkan paspornya. Jadi, siapa yang menjamin bahwa paspor itu adalah
punya mereka, jumlah saja mereka tidak mau jawab berapa orang yang di
dalam mobil," katanya.
Menurut Bram, mobil yang ditumpangi puluhan WNA tersebut merupakan milik
perusahaan tambang yang tengah membangun smelter di Morowali, Sulawesi
Tengah.
"Ini sudah jelas-jelas dimobilisasi oleh perusahaan, berarti terindikasi
keras mereka akan melakukan aktivitas pekerjaan di sana," tuturnya.
Mahasiswa sempat bersitegang dengan pihak Imigrasi lantaran mereka
bersikeras akan menahan mobil yang memuat WNA hingga pihak Imigrasi
memperlihatkan para tenaga kerja asing tersebut.
Tak hanya itu, massa juga mengancam akan menyegel kantor Imigrasi Kelas I
Kendari. Aksi tersebut dapat dicegah setelah petugas kepolisian dari
Polres Kendari yang mengawal aksi tersebut melakukan negosiasi dengan
para mahasiswa.
[beritaislam24h.net / kpc]
loading...