Setelah sempat diamankan sampai Kamis (22/12) malam kemarin, mereka diperkenankan pulang, tanpa pengawalan petugas imigrasi.
Kanwil Hukum dan HAM Kalimantan Timur, tidak tahu menahu soal 12 WN China yang diperkenankan pulang itu.
Keterangan diperoleh merdeka.com pagi tadi, salah seorang dari 12 WN
China yang diamankan petugas Imigrasi, kembali terlihat di proyek PLTU
Handil. Itu menimbulkan pertanyaan, apakah mereka dibebaskan?
Merdeka.com melakukan konfimasi Kanwil Hukum dan HAM Kalimantan Timur.
Meski sempat terkejut dengan kabar itu, mereka memastikan, 12 WN China
itu, berada di kantor imigrasi kelas I Samarinda atau di rumah detensi.
"Kalau dilepaskan tidak mungkin ya. Kalau faktor lainnya (petugas
imigrasi bermain dengan 12 WN China) itu sudah kita tinggalkan. Kita
jamin, kita sudah tidak berani lagi," kata Kepala Kanwil Hukum dan HAM
Kalimantan Timur Agus Saryono, kepada wartawan di kantornya, Jalan MT
Haryono, Samarinda, Jumat (23/12).
"Kita sudah sampaikan (12 WN China) di rumah detensi atau pengawasan
lain. Kalau dilepaskan, itu konyol. Itu tidak mungkin," ujar Agus.
"Mereka (12 WN China) ada di kantor imigrasi Samarinda atau di rumah
detensi. Dalam undang-undang, juga diperkenankan di tempat lain, tapi
harus dengan pengawasan imigrasi. Silakan lihat langsung 13 WN China itu
di kantor imigrasi Samarinda," kata Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil
Hukum dan HAM Kalimantan Timur, Kaharuddin, menambahkan.
Berdasar penelusuran, tidak ada satu pun dari 12 WN China itu ada di
rumah detensi imigrasi, di Jalan Muhammad Yamin, Samarinda. Bergeser ke
kantor imigrasi, juga tidak menemukan 12 WN China itu. Merdeka.com
mengkonfirmasi pihak kantor Imigrasi Kelas I Samarinda.
Kasi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I
Samarinda, Selamet Sutarno beralasan, 12 WN China itu diperkenankan
pulang untuk mengambil barang-barang mereka. Beragam alasan dikemukakan
Selamet, terkait tidak adanya 12 WN China itu.
"Mereka (12 WN China) pulang ke PLTU, ambil kelengkapan. Jaminan dari
sponsor (perusahaan sub kontraktor). Ya, mereka ambil barang tidak ada
petugas imigrasi. Kita percaya dengan jaminan sponsor," kata Selamet.
"Di rumah detensi kita juga belum selesai, dan kondisinya yang sekarang
(Rumah Detensi Jalan M Yamin) juga tidak memadai. Mereka (12 WN China)
akan kembali ke kantor ini. Jadi karena isu berkembang (dilepaskan),
nanti kita tumpuk di sini," kilah Selamet.
"Mereka dalam perjalanan ke sini (dari lokasi PLTU). Tadi katanya sempat
mengalami kerusakan dan di bengkel. Makanya kita coba jemput, bawa ke
sini," ungkapnya.
Selamet juga mengakui, usai diamankan dari lokasi proyek PLTU Handil di
Muara Jawa, 12 WN China diduga pekerja ilegal itu, petugas imigrasi
belum melakukan pemeriksaan mendalam.
"Detailnya baru hari ini, untuk pemeriksaan. Mereka tidak harus ditahan,
boleh juga ditempatkan di tempat yang lain. Ditahan itu kalau potensi
kabur. Secepatnya kita rampungkan pemeriksaan," demikian Selamet.
Setelah media tahu 12 WN China tidak ada di rumah detensi dan di kantor
Imigrasi, akhirnya 10 dari 12 WN China itu terlihat masuk di halaman
kantor Imigrasi Kelas I sekitar pukul 16.30 WITA. Dua orang lainnya,
tidak diketahui keberadaannya.
Diketahui, Kamis (22/12) malam, kantor Imigrasi Kelas I Samarinda
merilis 12 WN China diamankan dari lokasi proyek PLTU Handil. Mereka
diduga bekerja secara ilegal, memanfaatkan visa kunjungan.
Saat merilis, kantor Imigrasi menyebut 12 WN China kemungkinan besar
dideportasi. Namun belakangan, pagi tadi, WN China yang diamankan, malah
berada lagi di lokasi proyek PLTU.
[beritaislam24h.net / nsn]
loading...