Kini menjelang hari Natal, kami jugalah yang harus menghormatimu. Kami
harus pakai atribut Natal, harus mengucapkan Selamat Natal. Jika kami
tidak mau, engkau tuduh kami intoleran bahkan rasis.
Kok toleransi seperti itu, sih?
Toleransi kan seharusnya SALING menghormati. Tapi kok kami terus yang harus menghormatimu?
Sementara kamu justru tidak pernah menghormati KEYAKINAN kami. Kamu
tidak menghormati keyakinan kami yang tidak boleh mengucapkan selamat
natal, tidak boleh pakai atribut natal.
Itu adalah keyakinan kami. Itu bukan sikap rasis
atau intoleran. Jika kami melarang bahkan mengganggu perayaan ibadah agamamu, nah... itu baru intoleran.
Tapi selama ini kami tetap menghargai ibadah agama kamu, kan? Kami tetap membiarkan kamu merayakan ibadah agama kamu, kan?
Itulah toleransi yang sebenarnya.
Kami hanya ingin keyakinan kami dihormati, tapi kok kami pula yang
dituduh intoleran dan rasis? Sementara di bulan puasa, kamu juga yang
minta dihormati.
Duh, toleransi seperti apakah namanya jika kejadiannya seperti ini?
Menurut saya sih, ini bukan toleransi, tapi TIRANI MINORITAS.
@Jonru
loading...