Saat Ramadhan Hormatilah Yang Tidak Puasa, Saat Natal Kok Sebaliknya, Toleransi Kok Gitu


Dulu ketika Ramadhan, kamu bilang, "Hormatilah yang tidak berpuasa." Kami yang berpuasa disuruh menghormatimu.
Kini menjelang hari Natal, kami jugalah yang harus menghormatimu. Kami harus pakai atribut Natal, harus mengucapkan Selamat Natal. Jika kami tidak mau, engkau tuduh kami intoleran bahkan rasis.
Kok toleransi seperti itu, sih?
Toleransi kan seharusnya SALING menghormati. Tapi kok kami terus yang harus menghormatimu?
Sementara kamu justru tidak pernah menghormati KEYAKINAN kami. Kamu tidak menghormati keyakinan kami yang tidak boleh mengucapkan selamat natal, tidak boleh pakai atribut natal.
Itu adalah keyakinan kami. Itu bukan sikap rasis
atau intoleran. Jika kami melarang bahkan mengganggu perayaan ibadah agamamu, nah... itu baru intoleran.
Tapi selama ini kami tetap menghargai ibadah agama kamu, kan? Kami tetap membiarkan kamu merayakan ibadah agama kamu, kan?
Itulah toleransi yang sebenarnya.
Kami hanya ingin keyakinan kami dihormati, tapi kok kami pula yang dituduh intoleran dan rasis? Sementara di bulan puasa, kamu juga yang minta dihormati.
Duh, toleransi seperti apakah namanya jika kejadiannya seperti ini? Menurut saya sih, ini bukan toleransi, tapi TIRANI MINORITAS.
@Jonru
[beritaislam24h.net / ppc]
loading...

Subscribe to receive free email updates: