Ditambah lagi, kata Ahok, sapaan akrab Basuki, proyek normalisasi sungai, yang merupakan program utama pemerintah untuk menanggulangi banjir di Jakarta, pada tahun keempat pelaksanaannya saat ini, baru tuntas 40 persen.
Kondisi tersebut membuat aliran-aliran sungai di Jakarta belum mampu sepenuhnya menampung limpahan air, terutama jika volumenya terlalu besar akibat hujan yang berlangsung terlalu lama seperti hujan yang hingga Selasa pagi ini, 21 Februari 2017, pukul 09.20 WIB, masih berlangsung.
"Saya bilang kalau hujannya berhenti, enggak sampai sehari pasti beres (banjir tidak terjadi di banyak titik). Cuma kalau dia enggak berhenti terus, ya kayak kamu punya gelas diisi air terus gimana? Pasti meluber," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Selasa, 21 Februari 2017.
Ahok kembali menekankan normalisasi sebagai hal yang harus dilakukan untuk membuat banjir yang telah menjadi bencana tahunan di Jakarta tak terus terjadi. Normalisasi, selain dilakukan pada sungai, juga pada waduk.
Sementara, kendala terbesar pelaksanaan normalisasi adalah sulitnya pembebasan lahan di wilayah bantaran waduk dan sungai. Ahok meminta pihak-pihak yang selama ini menentang pembebasan lahan yang dilakukan dengan cara penertiban hunian liar atau pembongkaran bangunan-bangunan disertai ganti rugi tidak lagi melakukan penolakan mereka. Pengorbanan mereka, diperlukan supaya proyek normalisasi tuntas sehingga Jakarta pada akhirnya tak lagi sering dilanda banjir.
"Waduk-waduk mesti dibesarin lagi. (Tapi) Kan (pinggiran) waduk-waduk udah diduduki orang. Kan (karena) kering, diduduki orang, nah mau enggak mau kamu mesti balikin. Harus kita bongkar, enggak ada cara lain," ujar Ahok.[viva/MMC]
loading...