FPI terancam, serangan bom molotov bertubi-tubi menghantam poskonya


Selama sepekan bom molotov menyasar tempat disebut tempat berkumpulnya anggota Front Pembela Islam (FPI). Serangan bom molotov selama ini memang tidak ada korban. Namun, kondisi ini justru mengancam keberadaan ormas identik dengan aksi keagamaan ini. 

Kejadian pelemparan molotov awalnya menyasar posko FPI di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis (2/2) pekan lalu. Di lokasi kejadian juga tidak terlihat atribut atau tulisan nama ormas tertentu.

"Bukan markas (ormas). Itu kayak pos ronda, kayak rumah-rumah bedeng gitu. Itu hanya (tempat) untuk kumpul-kumpul, kayak rumah bedeng," terang Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono.
Argo menambahkan bom diduga dilempar orang tidak dikenal itu meledak di pos ronda digunakan untuk berkumpul warga. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat tidak mudah terpancing kabar miring.

Belum usai pengusutan di bilangan Pasar Rebo, serangan bom molotov terjadi lagi di kantor ormas FPI bilangan Cimanggis, Depok, Selasa (2/2) lalu. Teror dilakukan dini hari sekira pukul 03.00 WIB, tepatnya di Kompleks Timah Kelapa Dua Rt 1/12, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis Depok.
"Setelah posko DPC FPI Pasar Rebo diteror, hari ini giliran DPC FPI Cimanggis Depok diteror dengan ciri dan cara yang sama," kata Jubir FPI, Slamet Maarif, dalam pesan singkatnya.

Setelah insiden itu, kata Slamet, ditemukan barang bukti berupa dua buah bom molotov dilempar dan mengenai dinding depan terbuat dari kayu. "Lalu mental jatuh ke ubin meledak, dan isinya bensin pakai sumbu (sumbu menggunakan serbet) dan pelekat warna hijau," jelas dia.
Dia menjelaskan, pelaku mengendarai dua sepeda motor dan diduga berjumlah tiga orang. Semua memakai

helm sehingga wajahnya tidak terlihat jelas. "Saksi yang mengetahui kejadian pertama bapak ustaz Ma'ruf Amin (pengurus DPC Cimanggis) mendengar suara gobrak dan ledakan, saksi lari keluar dan teriak maling sambil mengejar dan menendang api yang lagi menyala," ungkapnya.

Serangan molotov kepada FPI teranyar, terjadi Rabu kemarin. Insiden ini terjadi di Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah Front Pembela Islam (FPI) Jakarta Barat, Jalan Raya Meruya Utara Gang Haji Nimun RT 18 RW 04 Kelurahan Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat.

Lokasi itu sekaligus kediaman Wawan Gunawan (39). Molotov dilempat para pelaku mengarah ke bagian atap dan merusak teras rumah Wawan. Alhasil bagian depan rumah korban berantakan dan atap terlihat bolong.

Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Roycke Hary Langie masih menyelidiki insiden tersebut. Sejumlah barang bukti diduga terkait insiden tersebut saat ini telah diamankan kepolisian.
"Barang bukti yang disita 2 buah pecahan botol bensin eceran dan kain sumbu," kata Roycke dalam keterangan tertulis kepada wartawan.

Roycke mengatakan, dugaan insiden pelemparan molotov itu diketahui pertama kali oleh tetangga Wawan bernama Oki Setiwan (25). Menurut Roycke, saksi kebetulan tinggal di depan rumah Wawan mengaku ketika tengah menonton televisi mendengar suara benda jatuh hingga membuat saksi keluar rumah.

"Kemudian saksi keluar rumah dan melihat ada asap dan menimbulkan api di atas rumah Ustaz Wawan. Api membesar dan membakar bagian atap atau awning dari bahan fiber, api dapat dipadamkan," kata Roycke.

Sekjen DPP FPI Novel Chaidir Hasan Bamukmin melihat, deretan kasus teror menimpa beberapa posko sudah terjadi bertubi-tubi merupakan ancaman bagi kelompoknya. Menyikapi masalah ini, Novel menegaskan FPI memilih tak terprovokasi. Dia berasalan, FPI menjaga agar situasi Jakarta tetap kondusif.

"Alhamdulillah kita tahan diri kita kondusif kita menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian dari satu dua tiga kasus bom molotov semua kita serahkan kepada kepolisian. Kita percaya dengan kepolisian bisa menegakkan ini semua bisa mengatasi ini semua. Ini tindakan hukum kita serahkan pada hukum," terang Novel. (Merdeka/rev)

loading...

Subscribe to receive free email updates: