Ketiga elemen masyarakat tersebut adalah Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dan Student Peace Institute (SPI) dan yang terakhir Forum Mahasiswa-Pemuda Lintas Agama (Rumah Pelita).
Dalam keterangan persnya Senin (2/1/2016), Ketua Umum Front Mahasiswa Islam (FMI), Ali Alatas, menilai pelaporan tersebut mengada-ada. Bahkan pihaknya meyakini ada gerakan sistematis dan terkoordinasi untuk menjerat Ketua Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI tersebut. Karena hampir bersamaan, pentolan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI lainnya mulai dicari-cari kesalahannya.
“Bahwa pelaporan terhadap Imam Besar FPI Habib Muhammad Rizieq Shihab yang juga merupakan Ketua Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa/GNPF MUI, bersamaan dengan kasus pemberian bantuan kemanusian kepada Suriah yang dihadapi Ketua GNPF MUI, KH Bachtiar Nasir, begitu juga pemanggilan yang ditujukan kepada koordinator peserta aksi 212 2016 dari Sumatera Barat, menunjukan adanya upaya yang terstruktur dan sistematis mengkriminalkan eksponen GNPF MUI,” tegasnya.
Karena itu mereka meyakini ada aktor intelektual yang berupaya secara terstruktur dan sistematis, sengaja menciptakan permasalahan-permasalahan, untuk membungkam perlawanan umat Islam atas ketidak-adilan dan menginginkan perpecahan antar anak bangsa.
“Bahwa Kami melihat aktor intelektual tersebut adalah dari kalangan komprador dan para pemilik kapital yang serakah terhadap berbagai proyek pembangunan, yang merupakan perpanjangan tangan dari asing dan aseng dalam menjalankan agenda proxy war, yang berhasil menyusup kedalam kekuasaan negara,” tandasnya. [beritaislam24h.net / psi]
loading...